Berita GKMI

Berbagi Budaya dan Memuji Tuhan Bersama

| Kamis, 19 Januari 2023

Sebuah kebanggaan tersendiri bagi JKI Maranatha bisa mendapat kesempatan menjadi tuan rumah untuk melayani Assembly Scattered MWC (Mennonite World Conference) 2022 pada 5-9 Agustus lalu. JKI Maranatha dipercaya menjamu 10 tamu dari berbagai negara di Afrika dan Eropa.

Setiap harinya, kegiatan para tamu adalah ibadah pagi di main hall gereja yang dilakukan secara streaming, kemudian makan siang yang dijamu oleh Komisi Wanita Ester, dilanjutkan trip ke beberapa tempat menarik dan khas Kota Semarang. Menjelang sore, kami antar mereka kembali ke hotel untuk istirahat dan persiapan untuk mengikuti ibadah malam bersama dengan jemaat di gereja. Dengan begitu, jadwal mereka setiap hari tidak terlalu padat.

Selama mempersiapkan acara ini, kami membutuhkan tim yang bergantian menemani para tamu. Setiap harinya, ada sekitar 2-3 trip leader, 4 crew untuk ibadah pagi dan malam, serta 7 orang untuk menyediakan perjamuan makan. Untuk sistem ibadah hybrid, kami dipantau oleh tim multimedia di STT Sangkakala. Memang kadang sedikit mengalami delay dan permasalahan jaringan, tetapi ada salah satu tamu yang berinisiatif untuk menggunakan gitar dan mengajak para hadirin untuk memuji Tuhan secara akustikan. Intinya, gangguan apapun selama beribadah tidak menjadi masalah bagi mereka untuk tetap melanjutkan ibadahnya. 

Beberapa trip yang menarik bagi tamu adalah Gedongsongo, Lawang Sewu, Gereja Blenduk, dan pembuatan kopi di Strada Café Semarang. Para tamu ini adalah orang-orang yang sangat antusias. Seringkali mereka mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan budaya Indonesia. Salah satu dari mereka juga bercerita tentang keluarga dan akan membawakan oleh-oleh yang menarik dari Indonesia. Mereka sangat tertarik dengan batik khas Indonesia. Itulah sebabnya batik menjadi salah satu merchandise yang menarik untuk dibeli sebagai buah tangan mereka. 

Untuk makanan, mereka sangat menyukai makanan khas Indonesia, seperti nasi goreng, gado-gado, sate, soto, sop, tahu dan tempe. Berbagai jenis buah-buahan, seperti salak, jambu air, dan pisang juga sangat menarik perhatian mereka. Bahkan, mereka sangat menyukai snack basah, seperti nagasari dan gorengan. Keripik-keripik pun mereka juga sangat menikmatinya. 

Khusus pada tanggal 9 Juli, ibadah malam dilakukan di gereja JKI Maranatha bersama dengan tamu-tamu perwakilan dari Afrika. Dalam mempersiapkannya, kami diberi arahan oleh tim Program Planning MWC, Wilhelm Unger dan selama acara berlangsung didampingi oleh Frieder Boller. Meskipun ada beberapa kendala dalam jaringan, tetapi Puji Tuhan acara berlangsung dengan baik. 

Akhirnya, pada tanggal 10 Agustus, kami mengantar mereka untuk mengikuti Closing Ceremony di Holy Stadium Semarang. Pertemuan terakhir itu pun sangat berkesan. Mereka sangat berterima kasih atas ke-ramah-tamahan yang mereka terima, “You are the best,” kata salah satu dari mereka. Di antara beberapa negara yang mereka kunjungi, bagi mereka Indonesia adalah bangsa yang rendah hati, baik, dan sangat manis. Pengalaman ini bahkan akan mereka ceritakan ke anak-cucu agar suatu hari juga akan berkunjung ke Indonesia. Sama halnya dengan kami. Kami juga sedikit belajar bagaimana kebiasaan positif yang bisa diadaptasi dari mereka yang tidak suka basa-basi, respect dengan keadaan, mudah memberikan pujian, tidak malu untuk bertanya. Kami belajar dari mereka dan mereka pun belajar sesuatu dari budaya Indonesia.