Berfokus pada Salib, Bangkit Membangun Tubuh Kristus
Dulu aku pernah ikut pemuridan dan seminar tentang “Tidak Menjadi Sama dengan Dunia”. Dari sesi-sesi yang ku ikuti, aku jadi sempat punya mindset bahwa bernyanyi lagu sekuler adalah hal yang dilarang buat orang Kristen. Akibatnya, aku sempat kecewa karena aku adalah seorang penyanyi.
Apalagi saat itu aku sedang mengalami pergumulan hidup yang membuatku berada di titik terendah hidupku. Orang-orang tidak pernah tahu dan teman-temanku juga tidak tahu. Di masa-masa kelam itu, ditambah dengan seminar yang aku ikuti, aku jadi hilang harapan dan ingin berhenti melakukan semua aktivitas, termasuk bernyanyi. Keadaan tersebut membuatku sempat berhenti ikut lomba-lomba menyanyi, berhenti meng-cover lagu di Instagram, dan nggak pernah mau daftar audisi Indonesian Idol. Padahal dari dulu aku ingin ikut audisi.
Namun seiring berjalannya waktu, aku sadar bahwa aku tidak bisa selamanya terpuruk. Saat itu aku juga nonton podcast dari salah satu Hamba Tuhan di bidang musik, Pdt. Esra Soru, seputar lagu sekuler. Dari situ aku punya mindset yang baru bahwa ternyata menyanyi lagu sekuler tidak salah, asalkan motivasinya jelas. Kita harus memperhatikan makna dari lagu tersebut. Selagi lagu itu tidak berisi kata-kata kotor atau kata-kata yang menghujat Tuhan, maka lagu itu adalah karya yang baik untuk dinyanyikan.
Tahun 2021, aku mulai belajar untuk bangkit. Aku memulai lagi pelayananku, termasuk mengajar anak-anak, dan semangat melanjutkan kuliah. Lalu di tahun 2022, aku dapat kabar dari Hamba Tuhan yang melayani di gerejaku, GKMI Pos PIPKA Cabang Tanjungsari, kalau ada GKMI Song Writing and Vocal Contest (GSWVC). Awalnya aku ragu untuk daftar karena sudah lama sekali tidak ikut kontes menyanyi. “Apa aku bisa ya?” pikirku. Tapi demi untuk bangkit dari pergumulan dan keterpurukanku selama ini, aku meyakinkan diri untuk ikut audisi.
Puji Tuhan, beberapa bulan kemudian aku diumumkan lolos sebagai vokalis terpilih. Hatiku sangat senang dan bersyukur kepada Tuhan. Bagiku ini bukti bahwa di dalam kesesakan pun Tuhan tidak akan meninggalkan dan akan selalu memberkati, asalkan kita siap dan mau untuk bertumbuh di dalam iman.
Aku sangat excited untuk pengalaman pertama rekaman. Bung Rayen Pono, selaku Vocal Director, mengajariku cara menjiwai lagu dengan feel yang benar. Dia juga berkata bahwa suara dan teknik nyanyiku bagus dan aku bisa jadi penyanyi yang baik. Kata-kata tersebut membuat aku sangat bahagia dan bersyukur.
Dari pengalaman ini, aku belajar bahwa bakat yang diberikan oleh Tuhan juga harus dipakai untuk kemuliaan-Nya. Oleh karena itu, aku sangat mensyukuri GKMI Worship yang sangat peka terhadap potensi-potensi yang dimiliki oleh penyanyi GKMI, khususnya kaum muda, dan memberi wadah bagi kami untuk dapat berkembang dan berguna demi kemuliaan Tuhan. Alangkah luar biasanya jika Tuhan menggunakan kita sebagai berkat bagi sesama melalui suara yang kita miliki.
Ke depannya, aku ingin menggubah beberapa lagu karena aku merasa punya potensi di situ. Sebelumnya, aku sudah pernah membuat lagu, tetapi saat ikut GSWVC aku hanya mendaftar untuk kategori vokal. Siapa tahu suara dan lagu ciptaanku dapat masuk dalam album GKMI Worship berikutnya. Dan kalau Tuhan berkenan, aku juga ingin menjadi penyanyi rohani.
Pesanku untuk pembaca bGKMI, kita adalah orang-orang yang sudah ditebus dengan darah-Nya dan Dia juga sudah mempersiapkan pekerjaan baik bagi orang-orang yang dikasihi-Nya (Ef. 2:10). Tidak apa-apa jika di dalam perjalanan iman kita mengalami naik turun. Hal terpenting adalah di saat kita fokus kepada salib dan mau bangkit untuk membangun Tubuh Kristus. Gunakanlah karunia-karunia yang diberikan kepada kita untuk kemuliaan nama-Nya!