Gereja yang Berpusat pada Injil
Padma Hotel, Semarang, 27 September 2023 – Dalam beberapa sesi, para Hamba Tuhan, Majelis Jemaat, dan para aktivis GGKMI dibekali mengenai apa itu Gospel centered church (Gereja yang berpusat pada Injil). Para pembicara adalah Rev. Michael Chrisdion, Ps. Natanael Thamrin, dan Ps. Maria Oktavia Kristiani dari Gibeon Church, Surabaya. Hadir pula istri dari Pak Michael, yaitu Novie Tanudjaja.
Pak Michael Chrisdion yang terlebih dulu kita kenal melalui buku-bukunya, “Social Media is not Real” dan “Beyond the Miracle”, melayani sebagai Gembala Jemaat Gibeon Church Surabaya setelah sebelumnya lebih dari 21 tahun menggembalakan jemaat di Seattle dan Los Angeles, USA. Pak Michael dan istrinya, Novie, sangat passionate untuk menekankan Injil dalam membangun kultur penggembalaan dan penerapan sistem manajemen gereja lokalnya, dan pada kesempatan seminar ini, Pak Michael membagikannya juga kepada GGKMI.
“Saya sangat excited karena hari ini saya diberi kesempatan oleh Sinode GKMI untuk sharing perihal Gereja yang berpusat pada Injil. Saya membagikan bagaimana esensi gereja adalah pemuridan, yaitu pemuridan yang berpusat pada Injil. Hamba Tuhan haruslah terlebih dulu fasih akan Injil, dijamah secara pribadi oleh Tuhan, sehingga membawa perubahan di gereja lokalnya masing-masing. Pemuridan yang berpusat pada Injil akan melahirkan Gospel vision, Gospel values, Gospel Practices, dan Gospel language,” demikian disampaikan Pak Michael dalam wawancaranya dengan bGKMI.
Para peserta juga dibagi dalam kelompok-kelompok menurut gerejanya masing-masing untuk mengisi sebuah worksheet bersama-sama. Worksheet ini bertujuan membantu peserta menganalisa dan memetakan visi dan misi, pergumulan yang dihadapi, pola kepemimpinan, keselarasan yang terjadi secara internal, maupun perkembangan-perkembangan yang telah terjadi di gerejanya masing-masing.
Pak Natanael Thamrin sebagai Care Group Pastor di Gibeon Church juga menyampaikan bagaimana menerapkan pemuridan yang berpusat pada Injil, yaitu pemuridan berbasis relasi, dengan saling mengasihi sebagaimana Yesus telah mengasihi kita. “Sebenarnya waktu yang ada sangat terbatas. Di gereja kami, sesi semacam ini biasanya diadakan paling tidak dua hari penuh. Waktu yang ada digunakan untuk berefleksi apakah para pemimpin gereja sudah memiliki identitas sebagai murid, align dan berfungsi dalam tugasnya masing-masing. Meski demikian, sekalipun singkat, saya menangkap bahwa GGKMI punya potensi yang luar biasa, karena ada di mana-mana, dari kota hingga desa, sehingga dapat memberi influence ke sekitarnya. Melalui seminar ini pula, Sinode GKMI membuka diri untuk studi banding, bersedia mengevaluasi diri, juga berefleksi bersama. Saya yakin dengan demikian visi dan misi GGKMI akan semakin tajam dan akan semakin berdampak,” demikian kata Pak Natanael Thamrin.
Maria Oktavia Christiani, Pastor di bidang Kids Ministry Gibeon Church, pembicara ketiga dalam acara ini, menyampaikan sesi mengenai pelayanan kepada next generation. Beliau menyampaikan bahwa pengajaran kepada anak-anak haruslah pula berpusat pada Injil, dengan menekankan kepada Creation, Fall, Redemption, Renewal, dan Restoration.
Bu Maria Oktavia adalah sosok yang sangat menarik, karena dia adalah cucu dari Pak Teopilus M.H. Beliau pernah menjabat sebagai Ketua Umum Sinode GKMI dan juga berperan dalam melahirkan PIPKA dan Radio ICHTHUS. “Saya ikut keluarga pindah dari GKMI Jepara tahun 2008, dan hari ini Tuhan beri kesempatan spesial. Saya bisa melihat kembali gereja asal saya, GKMI. Saya bersyukur karena bukan hanya Hamba Tuhan dan gedung-gedung gerejanya yang baru, tetapi GKMI terus merintis gereja-gereja baru dan mau belajar beradaptasi dengan cepat di tengah perkembangan zaman. Saya berharap GGKMI terus memuridkan generasi muda, supaya di kemudian hari banyak yang terpanggil menjadi Hamba-hamba Tuhan,” pesan Bu Maria Oktavia kepada bGKMI.
Seminar mengenai Gereja yang berpusat pada Injil ini rupanya membuat hati para peserta ikut berkobar-kobar. Banyak sekali tanggapan dan pertanyaan yang datang dari para peserta.
“Tadinya saya berpikir bahwa gereja yang Injili atau berpadanan pada Injil sulit untuk berkembang, karena proses pemuridan berlangsung lama dan banyak tahapnya. Tapi pembicaraan hari ini membuat saya melihat bahwa Injil yang kita bawa inilah yang seharusnya menjadi daya tarik bagi orang-orang di sekitar, sehingga mereka rindu untuk bergabung,” kata Pdt. Mariati Barus dari GKMI Sempakata yang berkesempatan untuk sharing mengenai perkembangan yang terjadi di gerejanya.
“Kami dari GKMI Sion yang terletak di Pontianak bergumul dengan kepercayaan lama dan tradisi setempat. Tapi puji Tuhan, pelayanan Pusat Pengembangan Anak (PPA) kami menjadi sarana untuk menjaring jiwa, karena 70% anak yang kami layani bukan beragama Kristen. Karena itu, melalui seminar ini, kami disadarkan untuk terus membumikan Firman dalam praksis kehidupan jemaat,” kata Pdt. Eddy Pangangkat.
“Melalui worksheet yang dikerjakan bersama, kami beroleh insight bahwa meski di tengah pelbagai pergumulan, GKMI Jepara menjadi berkat untuk masyarakat Jepara melalui Sekolah Masehi dan Radio Muria Jepara. Demikian pula saya selaku Hamba Tuhan GKMI Jepara diberi kesempatan menjadi untuk terlibat dalam Badan Musyawarah Antar Gereja (BAMAG) Kab. Jepara. Inilah wujud GKMI Jepara sebagai Gereja yang berpusatkan Injil, yang bergerak untuk berdampak bagi sekitarnya,” demikian kesan Pdt. Agus Suyanto.
“Seminar yang baik sekali! Sayang sekali seminar ini tidak direkam. Tadinya saya berharap ada rekamannya, supaya saya bisa mengikutinya dengan lebih perlahan dan cermat. Tapi pastinya saya akan membaca buku-buku dari Pak Michael Chrisdion, supaya saya dapat memahami Gereja yang berpusat pada Injil dan menerapkannya, baik secara pribadi maupun dalam pelayanan saya di GKMI Pniel,” kata Pdt. Dicky Steffanus.
Seminar yang berlangsung singkat tapi padat, dimulai pukul 08.00 dan berakhir pukul 16.00 WIB, ini sangat bermanfaat dan tentu sangat dinanti kelanjutannya. Semoga GGKMI dapat terus mengasah diri, semakin menjadi gereja-gereja yang berpusatkan Injil, agar dapat semakin menjadi berkat secara luas.