Menjadi Bagian dari Karya Allah
Tanpa terasa tepat di tanggal 6 Desember 2022 Gereja Kristen Muria Indonesia telah menapaki usianya yang ke-102. Hal ini menempatkan GKMI sebagai salah satu gereja Indonesia tertua di Tanah Air. Sebagai perbandingan, kini Gereja Kristen Jawa (GKJ) kini 91 tahun dan Gereja Kristen Indonesia (GKI) berusia 88 tahun. Gereja Injili di Tanah Jawa (GITJ), gereja Mennonite tertua yang notabene memiliki sejarah jauh lebih panjang dari GKMI sendiri pun lahir tahun 1940 alias berusia 82 tahun di tahun 2022. Namun tentu ada gereja yang lebih tua dari GKMI, salah satunya adalah Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) yang tahun ini genap berusia 161 tahun.
Seiring dengan bertambah usia, GKMI pun bertumbuh melampaui batas-batas kesukuan dan lintas generasi. Kini Sinode GKMI terdiri dari 71 gereja dewasa, belum termasuk ratusan cabang dan Pos PI yang tersebar di penjuru Tanah Air dan beranggotakan lebih dari 32.000 orang. Dan apakah sampai di situ saja sejarah kita? Pastinya tidak. GKMI akan terus berkembang, menjelajahi lebih banyak tempat dan memberkati lebih banyak jiwa. Demikian digambarkan oleh video mengenai sejarah singkat GKMI, yang membuka seluruh rangkaian Ibadah Syukur HUT ke-102 GKMI, Selasa, 6 Desember 2022, dengan tema “Living Witnesses” dan dengan Pdt. Timotius Adhi Dharma selaku penyampai Firman Tuhan. Acara ini disiarkan secara live streaming melalui YouTube channel berita GKMI.
Perayaan HUT GKMI kali ini menjadi unik karena diadakan bukan di GKMI Kudus, melainkan di PGMW II, tepatnya di GKMI Semarang. Di saat yang bersamaan, secara simultan, juga di pukul 18.00 WIB, diadakan HUT ke-102 GKMI Kudus di GKMI Kudus, yang disiarkan melalui YouTube channel GKMI Kudus dan Radio Kumbaya. Dalam acara tersebut, Pdt. Paulus S. Wijaya menjadi pembawa Firman Tuhan dengan tema “Seia Sekata Memuliakan Allah”.
Lebih dari perkiraan panitia, yaitu sekitar 350 jemaat dari GGKMI PGMW II hadir menyemarakkan Ibadah Syukur ini. Anak-anak muda PGMW II mengisi sebagian besar acara, termasuk menjadi worship leader, singers, dan pemain musik. Persembahan acapella dari vocal group “Caro Dio” GKMI Semarang juga sangat memukau. Hanya bermodalkan suara dan tepuk tangan tanpa diiringi alat musik, mereka membawakan lagu andalan mereka “Clap Your Hands”.
“Sejarah GKMI dimulai dari pertobatan seorang pedagang biasa bernama Tee Siem Tat, keberadaan GKMI Pati takkan bisa dilepaskan dari sumbangsih seorang nenek bernama Tan Nelly yang giat mengabarkan Injil, dan GKMI Semarang tidak akan berdiri menghadap Jalan Pemuda tanpa seorang ibu sederhana bernama Tjwan Liang yang rela menjual mesin jahitnya,” demikian disampaikan Pdt. Timotius A.D. dalam khotbahnya, “Karena itu saya hendak menegaskan kepada kita semua yang hadir dalam perayaan ini, baik di gedung ini maupun keluarga besar GGKMI yang mengikuti secara live streaming di manapun berada, jangan katakan ‘saya bukan siapa-siapa’, karena siapapun kita, baik tua maupun muda, apapun latar belakang dan status kita, kita ditempatkan Tuhan sebagai bagian dari GKMI. Dan sebagai bagian dari GKMI, kita semua penting dan berharga di mata-Nya. Kita semua dipakai oleh-Nya sebagai ‘living witnesses’ – saksi-saksi hidup – untuk rencana-Nya yang besar dan mulia, di dalam dan melalui GKMI.”
Ucapan selamat dari perwakilan PGMW-PGMW ditampilkan sementara perwakilan BPH Sinode GKMI, Pdt. Agus W. Mayanto (Ketua Umum), Pdt. Timotius A.D. (Sekretaris Umum), dan Bapak Sudibyo Hartanto (Wakil Bendahara Umum) maju ke depan untuk menyalakan lilin di kue ulang tahun. Sungguh menarik, kue ulang tahun ini terdiri dari ratusan kue-kue jajan pasar yang ditata sedemikian indah, melambangkan GKMI yang terdiri dari kita semua sebagai bagiannya. Setelahnya, lagu “Happy Birthday” pun dinyanyikan. Dor! Dor! Dor! Pelepasan confetti berukuran raksasa, yang membuat seluruh ruangan ditaburi kertas-kertas emas, dibarengi gegap gempita tepuk tangan semua yang hadir, menjadi puncak dari perayaan ini.
Perwakilan BPH Sinode memberikan kue-kue jajan pasar yang menjadi bagian kue ulang tahun tersebut kepada perwakilan generasi-generasi, mulai dari generasi tua, generasi muda, hingga anak-anak. Pujian “Curahkan Roh-Mu, O Tuhan” yang menjadi lagu tema PMPL III dikumandangkan, seolah menegaskan bahwa dengan Roh-Nya kita dimampukan untuk bersama-sama menjadi saksi Tuhan di manapun berada. Demikian pula setelahnya Gloria Patri Voice dari GKMI Gloria Patri mempersembahkan pujian “He Loved Me” yang diangkat dari Roma 8:38-39, diikuti video ucapan-ucapan selamat dari anak-anak muda GGKMI.
Pdt. Agus W. Mayanto menyampaikan dalam sambutannya demikian, “Untuk menjadi ‘living witnesses’ saya meyakini kita harus memiliki spiritualitas yang mantap terlebih dulu. Spiritualitas inilah yang kemudian terpancar ke luar, menunjukkan kepada dunia ini, bahwa kitalah orang-orang yang sudah dipilih dan dikuduskan Tuhan untuk menjadi saksi-saksi-Nya yang hidup. Di manapun kita berada, Roh Kuduslah yang berkarya melalui kita, menjadi terang dan berdampak bagi bangsa-bangsa. Karena itu saya rindu kita semua tetap mensyukuri masa lalu, sambil terus bergerak melakukan bagian kita masing-masing, serta senantiasa mengobarkan semangat menyongsong masa depan. Sehingga kita terus menjadi living stones (batu-batu yang hidup), living community (komunitas yang hidup), dan living witnesses (saksi-saksi hidup), dan membawa GKMI dapat terus berkarya dan berdampak bagi dunia.”
Pujian “Iman Injili” dan “Shalom Shalom” menjadi pujian pamungkas dan Doa Berkat oleh Pdt. Muria Ali menutup seluruh rangkaian Ibadah Syukur HUT ke-102 GKMI. Para tamu kemudian turun lewat pintu samping menuju basement GKMI Semarang untuk mengambil makan malam berupa nasi empal komplit dalam dus. Para pengisi acara sampai harus berkorban tidak mendapat nasi dus karena jumlah jemaat yang hadir melebihi perhitungan panitia. Namun puji syukur, mereka dapat menikmati wedangan bersama dengan panitia.
Puji Tuhan! Perayaan HUT ke-102 GKMI dapat berlangsung dengan amat baik dalam penyertaan dan berkat Tuhan. Marilah kita berbangga dan bersukacita karena Tuhan menempatkan kita sebagai bagian dari GKMI. Kita percaya Tuhan jugalah yang akan memakai kita, bergerak bersama dalam bagian kita masing-masing, untuk menjadi berkat dan berdampak bagi dunia. Amin!