Berita GKMI

Yang Baru di PMPL IV 2023

| Rabu, 06 Maret 2024

Ketika satu persatu lembaga mitra menyampaikan salamnya dalamPleno I PMPL IV Sinode GKMI tanggal 28 September 2023 yang lalu, ada dua lembaga yang baru kali ini kita dengar namanya. Mereka adalah Institute for Indonesian Academic Partnerships (IIAP) dan Perkumpulan Wahana Wijnamurti Indonesia. Siapakah mereka dan bagaimanakah kerja sama yang dijalin Sinode GKMI dengan mereka? 

Institute for Indonesian Academic Partnerships (IIAP)
Dr. Les Redfern menyampaikan salam mewakili IIAP kepada persidangan. Beliau menyampaikan apresiasi secara khusus kepada Pdt. Agus W. Mayanto dan Pdt. Timotius A.D., selaku Ketua dan Sekretaris Umum, juga Sinode GKMI secara luas atas dukungannya terhadap saudara-saudari dan institusi Mennonite Amerika Utara. Ia menekankan bahwa hubungan dengan sinode-sinode gereja Mennonite, termasuk GKMI, dan saudara-saudara kita di Indonesia sangat mereka hargai.

Les Redfern adalah Direktur IIAP yang berbasis di Goshen College, sebuah perguruan tinggi Mennonite di Indiana. IIAP adalah kolaborasi baru antara Mennonite Amerika Utara dan institusi pendidikan tinggi di Indonesia, dalam upaya mempromosikan proyek kolaboratif menuju penghidupan berkelanjutan dan mengembangkan masyarakat yang berkeadilan dan berkesetaraan. Lembaga ini berupaya membawa lembaga-lembaga di Amerika Utara dan Indonesia ke dalam kemitraan yang lebih mendalam dan timbal balik guna membangun pemahaman dan perdamaian global.

IIAP akan membina jaringan antara institusi pendidikan tinggi Anabaptis-Mennonite, universitas-universitas Amerika lainnya, institusi pendidikan tinggi di Indonesia, dan organisasi-organisasi nirlaba. IIAP berupaya bermitra dengan organisasi-organisasi yang memiliki misi dan nilai-nilai yang sama. Area fokusnya meliputi perdamaian dan rekonsiliasi, dialog dan kerja sama antaragama, kelestarian lingkungan, restorasi ekologi, kesehatan dan pembangunan masyarakat, dan kewirausahaan sosial. Lembaga ini akan memprioritaskan proyek-proyek yang mempunyai dampak langsung pada komunitas lokal Indonesia.

Melalui upaya bersama ini, IIAP berharap dapat membangun kapasitas lembaga-lembaga pendidikan untuk mempersiapkan siswa, pendeta, dan pemimpin komunitas untuk menjadi warga global dengan keterampilan untuk membangun komunitas yang berkembang berdasarkan prinsip-prinsip dan praktik perdamaian dan keadilan.

Salah satu kegiatan yang di-support oleh IIAP adalah Study-Service Term (SST) dari Goshen College. SST Goshen adalah program 13 minggu yang mengirimkan mahasiswa Goshen College ke negara-negara berkembang untuk melayani komunitas lokal dan merasakan kehidupan sehari-hari dan makanan lokal bersama host families. Program ini memiliki dua bagian: studi bahasa intensif dan pengabdian masyarakat berdasarkan latar belakang dan minat mereka. IIAP membantu berkoordinasi dengan universitas mitra dan LSM lokal di Indonesia yang menerima mahasiswa tersebut. Di tahun 2022, SST Goshen berkunjung ke Kuta Atas, Sumba Timur, sebagai bagian dari program pengabdian.


IIAP saat ini juga mendukung proyek Trauma Awareness and Resiliency Building and Non-violent Conflict Transformation selama tiga tahun di Universitas Kristen Wira Wacana (UNKRISWINA), Sumba. Kedua proyek tersebut dirancang untuk membangun kapasitas dosen dan mahasiswa agar memiliki peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam menghadapi trauma dan konflik dengan cara yang lebih sehat.

Dua orang dosen UNKRISWINA Sumba, Ospensius Taranau dan Junaedin Wadu memfasilitasi pelatihan Non-violent Conflict Transformation bagi mahasiswa UNKRISWINA pada tanggal 1 April 2023. Didukung oleh IIAP, pelatihan ini dilakukan dua kali setiap semester untuk mengenalkan mahasiswa terhadap konsep pembangunan perdamaian dan keterampilan untuk mengubah konflik dengan cara tanpa kekerasan.


Pada 11 Agustus 2023 kembali diadakan pelatihan bagi dosen dan staf UNKRISWINA selama dua hari, dibimbing oleh Dr. Siswanto dari Universitas Katolik Soegijapranata dan dua dosen UNKRISWINA, Diana Djoh dan Desy Sitaniapessy. Pelatihan ini bertujuan untuk memperdalam pengetahuan peserta tentang konsep trauma dan stres, dampaknya terhadap kehidupan masyarakat serta mengenalkan mereka pada beberapa keterampilan dasar dalam mencegah dan menangani peristiwa trauma.

Perkumpulan Wahana Wijnamurti Indonesia 
Bagaimana dengan Perkumpulan Wahana Wijnamurti Indonesia? Lembaga yang disebut secara singkat sebagai Wijna ini merupakan kepanjangan tangan Mennonite Central Committee (MCC) di Indonesia. Wijna menaungi pekerjaan-pekerjaan MCC di Indonesia dengan sinode-sinode gereja Mennonite di Indonesia dan juga lembaga-lembaga sosial kemasyarakatan (Civil Society Organization, CSO) lokal, nasional, ataupun internasional. 

James Harso selaku Ketua Wijna menyampaikan salam dan mengucapkan selamat atas berlangsungnya Persidangan MPL IV Sinode GKMI. “Hubungan baik antara lembaga dan masyarakat Mennonite di Amerika dan Kanada, juga Indonesia serta di seluruh dunia sangatlah penting untuk dijaga dan dikembangkan sehingga dapat membawa kedamaian, keadilan dan kesetaraan di dalam masyarakat secara nasional dan global,” demikian disampaikannya. Dalam PMPL IV Sinode GKMI, Wijna juga membuka sebuah stand bagi mereka yang hendak mengenal Wijna lebih jauh. Di stand ini para peserta dapat menikmati snack gratis, mendapatkan merchandise dan brosur, juga menonton slides dan video tentang Wijna.


Wijna bekerja bersama dengan para mitra melalui Mennonite Exchange Program, yaitu IVEP dan YAMEN, yang telah kita lebih dulu kenal. Wijna juga mengembangkan kapasitas, membantu banyak orang menemukan cara untuk menghidupi keluarga, memperkuat akses jangka panjang masyarakat terhadap makanan dan air, perawatan kesehatan dan pendidikan. Wijna juga bekerja dengan mitra untuk mengajarkan keterampilan transformasi konflik, mendukung pendidikan perdamaian. memberikan advokasi keadilan, dan mendorong banyak pihak untuk bekerja sama terlepas dari perbedaan mereka. Wijna berharap bahwa melalui kerjasama kemitraan dapat memiliki dampak secara langsung yang berkelanjutan pada Masyarakat Indonesia.

Pada tahun 2022-2023 lalu, Wijna memberangkatkan para peserta IVEP YAMEN, yaitu Adi Nugroho (GKMI Kudus) ke Bolivia, Cahya Wulansari (GITJ Kelet) ke Rwanda, Kezia Gracesheilla (GKMI Malang) ke Amerika Serikat, dan Johana Christianti (GKMI Bogor) ke Burkina Faso. Sedangkan untuk IVEP YAMEN 2023-2024, mereka yang berangkat adalah Arni Paidjo (GKMI Salatiga) ke Bolivia, Iha Missa (JKI Sola Gracia) ke Amerika Serikat, Hulda Sharon (JKI Injil Kerajaan Satelit Citarum) ke Amerika Serikat, dan Tabita Cazatinova (GITJ Tompomulyo) ke Nigeria. 

Setiap tahun proses pendaftaran IVEP YAMEN dimulai pada bulan Mei, dan proses seleksi dilakukan di bulan September. Di tahun 2023, peserta yang mendaftar untuk program tahun 2024-2025 berasal dari berbagai kota dan daerah. Ada dari Sulawesi, NTT, Bogor, Bekasi dan sekitar Jawa Tengah. Saat ini sudah terseleksi 6 kandidat peserta. Dari 6 orang tersebut, 2 orang berasal dar GKI di Tanah Papua. Peserta yang telah terseleksi akan berangkat pada bulan Agustus 2024. 


bGKMI telah menerbitkan beberapa kisah dari mereka yang telah mengikuti YAMEN. Salah satunya adalah kisah dari Tiara Asrilita, peserta YAMEN 2021-2022 yang berangkat ke Kenya, dan yang kedua dari Johana Ake Christianti, peserta YAMEN 2022-2023 dari GKMI Bogor yang berangkat ke Burkina Faso. Kiranya kedua kisah ini dapat menjadi inspirasi bagi mereka yang ingin terlibat dalam Mennonite Exchange Program. Bereksplorasi sambil melayani Tuhan, siapa takut?