Berita GKMI

Panggilan untuk Menjangkau Sesama Tubuh Kristus

| Senin, 13 Maret 2023

Berkumpul bersama dengan saudara seiman dari berbagai belahan dunia tentu menimbulkan suatu semangat tersendiri yang mengakar dalam acara Global Youth Summit (GYS) 2022, pada 1-4 Juli 2022 lalu di Kopeng, Salatiga. Salah satu pemuda Mennonite dari Filipina, Rizalee Pilare menyampaikan satu pesan dengan tema “What’s your calling? (Apa panggilanmu?)”, mengingatkan kita bahwa panggilan pelayanan itu sangatlah penting di dalam sebuah komunitas.

Mengutip dari Efesus 4:1-6, “Sebab itu aku menasihatkan kamu, aku, orang yang dipenjarakan karena Tuhan, supaya hidupmu sebagai orang-orang yang telah dipanggil berpadanan dengan panggilan itu. Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu. Dan berusahalah memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera: satu tubuh, dan satu Roh, sebagaimana kamu telah dipanggil kepada satu pengharapan yang terkandung dalam panggilanmu, satu Tuhan, satu iman, satu baptisan, satu Allah dan Bapa dari semua, Allah yang di atas semua dan oleh semua dan di dalam semua,” kita semua adalah satu tubuh dan satu Roh dalam Yesus Kristus. 

Tuhan sebagai kepala gereja dan kita adalah anggota tubuhnya, tentu harus bekerja dan bergerak dalam sebuah sinergi yang apik. Bayangkan jika antara kaki kiri dan kanan gerakannya tidak sinkron, otomatis kita tidak bisa berjalan ke tujuan dengan lebih efisien. Hal itu pulalah yang akan terjadi jika kita sebagai bagian dari anggota tubuh Kristus tidak saling “sinkron” dalam menghidupi pekerjaan pelayanan kita di dunia.

Perlu diingat bahwa kita tidak hanya dibentuk dan dipersatukan untuk melayani mereka yang berada di luar komunitas Kristen saja, tetapi juga bagi komunitas Kristen itu sendiri. Sama halnya dengan nasihat Rasul Paulus kepada jemaat di Efesus, “..untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus, sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus,” (Ef. 4:12-13), bahwa di dalam komunitas orang percaya, kita juga harus saling melayani dan memperlengkapi untuk bertumbuh bersama.

Ibaratnya, jika dari komunitas kita sudah kuat dan saling menopang, maka kita akan bisa menjangkau dan melayani orang-orang di luar komunitas Kristen lebih lagi. Lalu bagaimana caranya kita saling melayani di dalam komunitas? Rizalee memberi tiga tips utama.

  1. Reaching up (menjangkau ke atas): kita harus mencari Tuhan terlebih dahulu; melalui doa, membaca dan belajar Firman Tuhan serta memahami kehendak-Nya
  2. Reaching in (menjangkau ke dalam): cari tahu jika ada teman yang butuh bantuan atau apa yang mereka butuhkan. Rizalee pun memberi tips tambahan untuk menerapkan tahapan ini dalam bentuk akronim “ALOHA”.

Ask: tanya apa yang sedang mereka alami atau butuhkan untuk bisa kita bantu. Kita harus peka dengan sesama.

Listen: dengarkan cerita, keluh kesah, pengalaman mereka dengan sepenuh hati. Terkadang orang memang hanya butuh untuk didengarkan.

Observe: saling memerhatikan satu dengan yang lain. Apakah ada teman yang butuh untuk ditanya/didengarkan/dibantu

Help: jangan berhenti untuk selalu menolong orang lain. Tolong mereka jika memang kehadiran kita diperlukan

Ask again: jangan cuma lakukan sekali saja, tapi tanyakan lagi bagaimana perasaan mereka. Apakah ada yang bisa kita lakukan lagi untuk mereka?

  1. Reaching out (menjangkau keluar): bersama-sama menjangkau keluar komunitas dan melayani lebih banyak orang. Baik itu mereka sesama orang percaya maupun yang belum.

Matius 5:16, “Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga," setidaknya mengingatkan kita bahwa sebagai anak-anak Allah, kita adalah terang. Baik itu di komunitas Kristen maupun di komunitas lainnya, hendaklah nyala kita mencerminkan kasih Yesus bagi mereka. “Kita harus menjadi ‘rasa’. Bukan hanya mengubah ‘rasa’ komunitas, tetapi juga menjalin hubungan dengan mereka, berteologi melalui perbuatan kita,” kata Rizalee.

Sebagai penutup, perwakilan Departemen Misi gereja-gereja Mennonite di Filipina ini mengajak seluruh pemuda yang hadir di main hall STT Sangkakala untuk berefleksi, “How are you serving, where are you planted?” Bagaimana cara pelayanan kita kepada sesama? Apakah sudah sesuai dengan apa yang orang butuhkan ataukah masih berkutat kepada kemauan kita sendiri? Ingat pula tempat di mana Tuhan memercayakan ladang-Nya untuk kita kerjakan. Entah itu di komunitas gereja, pertemanan, sesama pelayan Tuhan, komunitas hobi, komunitas kantor, komunitas sosial, komunitas pelajar, maupun di keluarga kita masing-masing.